Besok,Lurah Talang Mandi Undang RT RW dan Tomas Rapat,Terkait adanya Aksi Demo Kemarin

Selasa, 30 November 2021

DURI(Cakap Riau.com)-Aksi turun  kelapangan yang dilakukan oleh puluhan warga berasal dari RW 07 Kelurahan Talang Mandi Kecamatan Mandau dan RW 10 Kelurahan Titian Antui Kecamatan Pinggir pada Minggu(28/11/2021)  kemarin menolak adanya rencana pendirian PKS SSP di KM 8,5 Sebanga mendapat respon oleh pemerintah setempat,direncanakan Rabu(01/12/2021) Siang,lurah Talang Mandi akan mengelar rapat bersama RT,RW,tokoh masyarakat(tomas) dan beberapa perwakilan warga khusus RW 07 dilaksanakan diruang pertemuan kelurahan.
 
“Benar,direncanakan Rabu(01/12) besok  siang secara intern saya mengundang khusus RT,RW serta perwakilan masyarakat RW 07 di Kelurahan Talang Mandi untuk rapat terkait adanya permasalahan yang terjadi pada Minggu(28/11) kemarin,ucap Benny Syafrullah A.Md lurah Talang Mandi.
 
Masih kata Benny”Dalam rapat nanti kita akan tanyakan langsung,apa nich yang menjadi titik persoalan,karna saya sendiri belum mendapat informasi pasti terkait aksi warga tersebut makanya saya belum berani berkomentar terlalu jauh,ujarnya.
 
Saat ditanya wartawan apakah pihak perusahaan(SSP) sudah pernah menyampaikan surat terkait rencana pendirian pabrik tersebut,Lurah”
sejauh ini belum ada masuk,karna ditingkat RT dan RW barang tu masih ada pro kontra,tutup Lurah Talang Mandi.
 
Berdasarkan data dimiliki Cakap Riau.com bahwa sebelumnya pihak PKS SSP telah melaksanakan pertemuan dengan warga dikediaman Wagirin pada Selasa(26 Oktober 2021) sekira pukul 13.00 wib,isi pertemuan tersebut membahas rencana pembangunan pabrik kelapa sawit didaerah KM 8,5 Sebanga Kelurahan Talang Mandi.
 
Meskipun sudah dilakukan pertemuan oleh pihak perusahaan tetapi tak semua warga yang menyetujui rencana pembangunan pabrik tersebut dikarenakan:
 
1.Lokasi rencana pembangunan pabrik berada di tengah pemungkiman padat masyarakat.
 
2.Dilokasi rencana pembangunan pabrik terdapat adanya sebuah aliran parit kecil(parit alam) yang kerap airnya digunakan masyarakat untuk mencuci dan air mandi.Jika terjadi pembangunan maka parit tersebut akan kering dan tidak dapat digunakan lagi.
 
3.Jika Pabrik jadi dibangun,warga memperkirakan pengalihan limbah ke lahan masyarakat tidak memungkinkan sebab lokasi pembangunan pabrik dikelilingi jalan.
 
4.Jika pabrik jadi berdiri dikwatirkan limbah dari asap dan debu dari pabrik mempengaruhi masyarakat mendapatkan air bersih sebab masyarakat masih menampung air dari hujan(tadah hujan).
 
5.Dikwatirkan polusi udara dari proses pengolahan sawit oleh perusahan mengganggu warga seputar lokasi pabrik.
 
itulah beberapa aitem yang dihimpun Cakap Riau.com ,kenapa warga melakukan aksi penolakan terhadap rencana berdirinya PKS SSP.
 
Sampai berita ini dimuat pihak perusahaan belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan.(CKR)
 

Banner-Top

Baca Juga

Berita Terkait

Whatsapp