“Kami hanya menyampaikan” titipan “dari pak AO(menyebut nama) tempat jahit baju kepada orang tua murid.Karna tahun-tahun sebelumnya jahitnya disana juga,ujar Haem Basrian Kepsek SMAN 2 Mandau kepada Cakapriau.com saat dikonfirmasi via handpon.

 

Ketika ditanya cakapriau alasan pihak sekolah atau panitia PPDB  ikut serta dalam menyampaikan kupon tempat jahit baju,kepsek menjawab”karna sudah biasa dilakukan tahun sebelumnya.

 

Senenarnya kita juga sudah serahkan  kepada orang tua murid hal baju sekolah ,dan tidak terikat kepada siapapun untuk menjahit baju sekolah,tutupnya.

 

Menyikapi munculnya persoalan adanya kupon tempat jahit baju di SMAN 2 Mandau Syafroni Untung anggota DPRD Kabupaten Bengkalis saat dikonfirmasi Cakapriau.com mengatakan.

 

” Seharunya hal ini tidak dilakukan oleh panitia dan pihak sekolah SMAN 2 Mandau,dan itu tidak di benarkan,ujarnya.

 

Masih kata Roni,seharusnya sekolah memberikan kebebasan kapada wali  murid untuk jahit baju dimana mereka suka.Kalau pihak sekolah ikut terlibat dalam menentukan tempat jahit berarti  ada dugaan permainan bisnis.

 

Terkait tentang kupon itu, ini ada unsur intervensi dari sekolah yang arti wajib di sana ukur nya, saya yakin pasti ada hal  lain-lain juga.Prihal ini mencuat akibat dari kepsepnya yang susah kordinasi dengan pemerintah setempat.Mungkin karena SMAN 2 Mandau ini di bawah dinas Provinsi makanya tidak peduli terhadap pemerintah setempat yaitu  Kabupaten Bengkalis.

 

Menyikapi banyak nya persoalan di SMAN 2 Mandau ini kita minta kepada  Dinas Pendidikan  Propinsi Riau agar melakukan evaluasi,karna kepsek SMAN 2 Mandau ini dinilai tidak bisa berkoordinasi dengan baik dengan pemerintan daerah,Sebut Safroni Untung.(CKR)

 

foto Syafroni Untung dikutib dari Web Humas DPRD Bengkalis