Operasi Zebra Dimulai, Selain Sanksi Pelanggaran Lalin juga Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Senin, 15 November 2021

PEKANBARU (CakapRiau.com) – Kapolda Riau, Irjen Pol, Agung Setia Imam Efendi, SH SIK MSi, secara resmi membuka dan memimpin gelar pasukan Operasi Zebra Lancang Kuning tahun 2021, di Mapolda Riau, Senin (15/11/2021).

Operasi Zebra Lancang Kuning ini akan berlangsung selama 14 hari, yakni sejak tanggal mulai tanggal 15 hingga 28 November 2021. Operasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas.

Direktur Lalu Lintas Polda Riau, Kombes Firman Darmansyah mengatakan, berkaca pada operasi serupa, pada tahun lalu, untuk data kecelakaan lalu lintas pada pelaksanaan operasi zebra lancang kuning tahun 2020 lalu sebanyak 20 kejadian. Dengan artian mengalami peningkatan sebanyak 2 kejadian dibanding periode sebelumnya.

“Untuk tahun 2019 sebanyak 22 kejadian,” ungkap Kombes Firman.

Lanjut pria asal Sumatera Barat ini, korban yang meninggal dunia pada pelaksanaan operasi zebra lancang kuning tahun 2020 berjumlah sebanyak 9 orang. Mengalami penurunan 1 orang dibanding periode sebelumya.

“Tahun sebelumnya ada 10 orang yang meninggal dunia,” jelas Firman.

Sedangkan, pada tahun 2020 jumlah tilang pada operasi Zebra Lancang Kuning ada 760 tindakan. Sedangkan, di tahun 2019 ada 18.725 yang artinya mengalami penurunan 17.965.

Kemudian, untuk teguran di tahun 2020 sebanyak 1.465 kali, dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 5.763 kali, yang artinya mengalami penurunan sebanyak 4.298.

Lanjut Firman, untuk target Operasi Zebra Lancang Kuning pada tahun 2021 ini adalah memutus mata rantai penyebaran corona virus disease (COVID-19) serta mencegah terjadinya kerumunan massa. Terutama juga terciptanya kamseltibcarlantas pada jalur tol, arteri dan tempat wisata, memperlancar arus lalu lintas dan menurunkan jumlah fatalitas korban laka lantas dan menurunkan level PPKM di wilayah Riau ini.

“Untuk sasaran operasi adalah segala bentuk kegiatan masyarakat yang berpotensi menjadi cluster penyebaran COVID-19, masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan, masyarakat yang tidak disiplin dalam berlalu lintas serta lokasi yang rawan macet, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas serta rawan laka lantas,” pungkasnya.(PI/CKR)

Banner-Top

Baca Juga

Berita Terkait

Whatsapp