Kekayaan Budaya Bengkalis, Tradisi Mandi Safar Masyarakat Pulau Rupat Kembali Digelar

Kamis, 7 Oktober 2021

BENGKALIS (CakapRiau.com) – Tradisi Mandi Safar yang digelar pada pekan terakhir bulan Safar Hijriyah kembali digelar pemerintah kabupaten Bengkalis bersama masyarakat di Pulau Rupat, Rabu (6/9/2021). Tradisi ini merupakan kekayaan budaya nusantara yang tetap dilestarikan hingga kini.

Namun tahun lalu, budaya tersebut urung digelar lantaran kasus pandemi covid-19 yang kian tajam. Tahun ini, acara budaya tersebut kembali digelar di pesisir pantai Lapin, kawasan pulau yang berbatasan langsung dengan negeri Jiran Malaysia.

Mandi safar merupakan salah satu destinasi budaya di Kabupaten Bengkalis. Festival budaya ini digelar pada minggu terakhir bulan Safar, dan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang ke Pulau Rupat.

Festival Mandi Safar merupakan gelaran tradisi budaya masyarakat melayu khususnya daerah pesisir. Telah dilaksanakan sejak puluhan tahun silam. Hingga kini terus dikembangkan.

Mandi Safar tradisi masyarakat mandi bersama-sama, sebagai simbol dan sekaligus harapan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik.

Bupati Bengkalis Kasmarni saat menghadiri festival tersebut mengatakan, bahwa Kabupaten Bengkalis kaya akan sejarah budaya dan peradaban yang harus dilestarikan sebagai pelajaran berharga bagi anak cucu kita nantinya.

“Kebudayaan dan seni, dipandang sebagai salah satu dari dua kekuatan yang mampu menjadi landasan yang kokoh di masa depan, dalam menghadapi era digital saat ini,” kata Kasrmarni, lewat keterangan tertulisnya, Kamis (7/9/2021).

Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama mendukung kawasan wisata, pariwisata di Pulau Rupat.

“Selain minyak dan gas, salah satu harapan kita adalah sektor pariwisata. Dalam membangunnya tidak bisa sendiri, kita harus bersama-sama mengembangkan dan memajukannya,” ujar Kasmarni.

Bupati perempuan ini menyebut, pemerintah Kabupaten Bengkalis terus berkomitmen dalam menunjang potensi wisata di Pulau Rupat.

Hal itu ditunjukkan dengan digesanya pembangunan infrastruktur di Pulau Rupat secara bertahap.

“Saat ini, kita juga sedang membahas Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bengkalis yang akan menjadi pedoman utama dalam pengelolaan Pariwisata Kabupaten Bengkalis, sehingga pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata di Pulau Rupat, bisa kita wujudkan bersama,” jelasnya.

“Untuk itu, mari kita bersama berdoa dan berikhtiar supaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis bisa tetap berkomitmen dan dilancarkan segala usaha yang dilakukan dalam menunjang pariwisata di Pulau Rupat yang lebih baik kedepannya,” ajaknya.

Acara Tradisi Mandi Safar tersebut didahului dengan doa, kemudian dilanjutkan tepuk tepung tawar oleh Bupati Bengkalis Kasmarni, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat, Forkopimda Bengkalis, Camat Rupat utara Agus Sofyan serta tamu undangan lainnya.

Tradisi Mandi Safar dianggap mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawanan, nasionalisme, cinta terhadap budaya, bertoleransi tinggi, dan mampu mempererat tali silaturahmi.

Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau, Roni Rakhmat ketika hadir mewakili Gubernur Riau di acara itu mengatakan, Festival Mandi Safar sebagai upaya untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Bengkalis dan sebagai sarana meningkatkan kreativitas yang bernilai ekonomis.

“Tradisi mandi safar ini kedepannya dapat dijadikan salah satu event untuk menarik wisatawan ke Rupat utara. Khususnya wisatawan dari Malaysia karena memiliki kesamaan budaya dan jarak tempuh yang dekat (45 menit),” kata Roni.

Ia menjelaskan, bahwa Pulau Rupat utara adalah sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Untuk itu pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk menjadikan kawasan Rupat sebagai beranda pariwisata Indonesia.

“Menparekraf akan menjadikan Pulau Rupat utara sebagai beranda pariwisata Indonesia. Rencana ini sedang dibahas secara khusus untuk pengembangannya di tingkat nasional,” ucap Roni.

“Pemerintah provinsi Riau juga telah menetapkan Pulau Rupat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi dan menjadi fokus untuk pembangunan sektor pariwisata Riau kedepannya,” tandas Roni.

Selain agenda pariwisata Festival Mandi Safar, Pulau Rupat utara memiliki nilai sangat strategis, baik bagi Bengkalis maupun Riau. Memiliki pasir putih sepanjang 17 kilo meter. Berhadapan ke Selat Malaka, dan berbatasan langsung dengan Port Dickson Malaysia.

Masih ada sejumlah objek wisata selain pantai Lapin di pulau ini, diantaranya Pantai Pesona Teluk Rhu, Menara Mercusuar, dan Pulau Beting Aceh.

Dikawasan wisata bahari ini sudah tersedia sejumlah wisma dan homestay. Wisatawan disajikan santapan kuliner khas laut, seperti ikan parang dan udang bakar yang akan menggugah selera makan.(PI/CKR)

Banner-Top

Baca Juga

Berita Terkait

Whatsapp