Kisah Muhammad Azizan, Anak Kampung Asal Kuansing yang Raih Beasiswa ke Rusia

Senin, 30 Agustus 2021

KUANSING (CakapRiau.com) – Muhammad Azizan Alghifari, Mahasiswa Indonesia yang dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ini mendapatkan beasiswa oleh Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia (PKR) Jakarta.

Selain dirinya, sebanyak 161 pelajar seluruh indonesia yang lulus seleksi pada tahun 2020. Ia pun berbagi tips salah satunya dengan terus mencoba setiap peluang yang ada.

Menempuh studi di luar negeri lewat jalur beasiswa memang menjadi idaman bagi kebanyakan orang. Termasuk mahasiswa asal Desa Teberau Panjang Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi, yang akrab disapa Azis ini.

Ia membagikan cerita pengalamannya untuk meraih Beasiswa ke luar Negri Kampus Universitas Institut Fisika dan Teknik Nuklir jurusan Nuklir Nasional Universitas MEPhI (Moscow Teknik Fisika Institut).

Kuliah di luar negeri merupakan impiannya sejak kecil. Ia mulai mempersiapkannya sejak dari bangku sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Teluk Kuantan.

Rusia menjadi salah satu negara yang menawarkan beasiswa kepada mahasiswa asal Indonesia. Rata-rata universitas di Rusia mensyaratkan mahasiswanya untuk menguasai bahasa Rusia.

Muhammad Azizan Alghifari anak pasangan Hendri dan Nita Kurnia ini, telah mengikuti sekolah persiapan yaitu sekolah bahasa selama satu tahun untuk masuk ke universitas di Rusia.

“Saya sudah mendapat balasan email untuk pergi ke eropa menuntut ilmu secara kuliah normal, kalau tidak ada halangan sudah dikonfirmasi pertengahan bulan september ini,” kata Azis, Selasa (30/8/2021).

Selama setahun belakang ini, dia hanya kuliah melalui sistim daring, apa lagi di negara Indonesia dengan angka peningkatan covid-19 yang masih tinggi dan beberapa negara masih dibatasi untuk masuk ke negara Rusia.

Kisah perjuangan mendapatkan beasiswa dimulai. Saat duduk di bangku sekolah Madrasah Aliyah ia mencoba mendaftar beasiswa yang tersedia di website kampus.

Bahkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) teknik perkapalan dicobanya, ia pun juga lulus di sana.

“Setelah 1 hari informasi kelulusan di di indonesia, saya juga mendapatkan balasan email bahwa saya juga diterima sebagai mahasiswa melalui jalur beasiswa di Universitas Teknik Nuklir terbaik di Rusia ini, dengan tanpa ragu saya langsung putuskan tekad saya untuk kuliah disana,” tuturnya.

“Pokoknya saya bertekad waktu sekolah dulu harus kuliah di luar negri, saya sudah mulai menggali informasi, baca buku dan browsing tentang negara Rusia bagaimana kehidupan sosial dan cara saya beradaptasi di negara Rusia,” tambahnya.

Azis juga membagikan cerita tentang bagiamana dia bisa mendapatkan beasiswa ke luar negri, hal ini, kata dia suatu yang tidak tertutup kemungkinan kepada teman-teman lainnya untuk mengikuti langkah Azis.

“Pertama sih harus mempunyai niat kemauan dan tekad yang kuat atau harus diprioritaskan kuliah luar negri, kita harus rajin buka website kampus terbaik, lebih aktif mengunakan gadget bukan untuk sosial media saja. Kemudian kita harus menguasai bahasa internasional seperti bahasa inggris. Saya bersyukur banget sekolah di Madrasah Aliyah Negri 1 Teluk kuantan ada program kampung inggris yang sangat membantu
Berdoa ibadah kita dan support orang tua lah yang menjadi power kita dorongan dan motivasi orang terdekat kita membuat kita nyaman dan lebih percaya diri suatu hal bisa kita capai
menurut saya selagi saya masih punya kesempatan ya kenapa tidak,” ujar Azis.

Remaja ini mempunyai cita-cita mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan mengembangkan energi nuklir di tanah air indonesia dan yang akan mengelola adalah anak negri.

Sementara itu, Hendri orang tua Azis menceritakan bagaimana gigih dan semangat anaknya yang tinggi untuk mencapai cita-cita sekolah ke luar negri.

Dia melihat Azis sebagai anak yang nurut kepada orang tua, tapi ia juga keras dalam satu hal kalau dia berkeinginan sesuatu harus tercapai.

Sebagai anak tunggal azis tidak pernah membebankan kepada orang tua, dia anak yang mandiri.

“Saya melihat Azis kecil dia memang gemar membaca buku yang dia baca buku yang menceritakan luar negri buku buku sejarah, kemajuan teknologi dan di waktu senggang ia juga baca komik doraemon bahkan setiap seri komik dia hampir tidak lewatkan kalau orang tua pergi ke Pekanbaru, Azis kecil selalu minta belikan buku di gramedia,” ungkapnya.

Azis memberikan kebahagian tersendiri atas beasiswa kuliah di negara Rusia, bagaimana tidak, sebagai orang biasa yang merupakan anak kampung dan keluarga jauh dari kota yang serba ada berkecukupan azis bisa kuliah mendapatkan beasiswa di luar negri.

Disaat kuliah daring kemarin setahun belakang ini saya perhatikan tiga bulan pertamanya kuliah sangat sulit mendapatkan akses jaringan internet yang tidak stabil bahkan harus pergi ke pondok kecil pematang sawah di desa Teberau Panjang untuk kuliah dan juga menjadi persoalan tersendiri kuliah dimasa pandemi.

“Saya mempunyai inisiatif Azis harus tetap kuliah dengan lancar, harus mengambil kontrakan rumah di kota Teluk Kuantan dengan jaringan stabil yang semoga hal-hal yang seperti ini bisa diberikan solusi nantikan oleh pemerintahan kita dan sebuah harapan besar saya terhadap dunia pendidikan tanah air, banyak generasi muda yang kita yang lainya barangkali hanya sekelumit kecil
kemanapun kemauan anak saya tak pernah untuk melarang dan membatasinya selagi bisa membatasi diri,” ujar orang tua Azis.(Rizky)

Banner-Top

Baca Juga

Berita Terkait

Whatsapp